Oke cukup… Udah cukup lah hari ini dengan catatan-catatan susulan gara-gara gak masuk kuliah beberapa pertemuan untuk beberapa biji mata kuliah. Oke gw kerja, tapi ternyata kampus gw nggak mau tahu dan juga nggak mau tahi tentang masalah kerjaan gw. Kuliah ya kuliah, kerja ya kerja, absen mesti masuk batas minimal, materi mesti tetep bisa ngikutin, dan kuis tetep aja gw banyak nggak ikutnya gara-gara pas bentrok sama kerja.
Brrr.. belum lagi dengan lapak penelitian yang sudah “mulai jelas” juntrungannya, “mulai jelas” ngeribetin dan “mulai jelas” kalo ini bakalan butuh energi ekstra besar untuk dilakuin.
Hari ini, gw bangun jam 2 siang, dan cuman istirahat berapa menit doang, tapi tugas udah mendesah minta gw garap. Sebenernya pengen banget gw nolak tawaran itu dengan halus, tapi nggak mungkin juga setelah hampir seminggu lebih gw nggak menyentuh tubuh tugas itu yang lagi musim birahi-birahinya. Nggak tega gw! Akhirnya dengan ogah-ogahan gw mulai elus kulitnya yang halus dan mulai membuka satu-per satu sampai akhirnya telanjang sempurna. Dengan perlahan gw ambil ujung ‘perkakas’ sambil diusap-usap supaya siap benar. Supaya benar-benar cepat selesai, akhirnya sentuhan pertama ujung ‘perkakas’ gw di atas ‘kulitnya’ yang putih mulus terjadi juga. Gw gesek-gesek dengan perlahan membentuk sebuah gerakan yang indah dan menggairahkan, gesekan itu gw rasakan senikmat mungkin… “M. VIGAR P. 093009”… ahh.. akhirnya selesai juga nulis nama dan NIM gw.
Sejam masih kuat, dua jam juga sebetulnya masih kuat sih tapi perlu beberapa tegukan air, tiga jam kayaknya gw perlu tambahan kacang masuk perut, lima jam kemudian akhirnya gw ngaskus. Gimana nggak bingung, tugas yang dikasih itu terakhir gw pelajarin 3 tahun lalu saat gw masih lucu-lucunya beresin kuliah diploma. Sekalipun gw saat itu termasuk the most promising student untuk mata kuliah ini, nyatanya sekarang gw kembali ribet dengan bolak balik buku nyari persamaan sederhana. Gw jadi berpikir, apa begini keadaannya seorang pria yang menduda lebih dari 15 tahun kemudian harus menikah lagi. Apa perlu dia mencari referensi lagi seperti masih bujangan dulu???
*analogi yang berlebihan